Jumat, 21 Juni 2013

ASIAN FOREST TORTOISE (MANOURIA EMYS)



ASIAN FOREST TORTOISE (MANOURIA EMYS)
oleh: Agung Prabowo


          Kura-kura emys (Manouria emys), biasa disebut kura-kura kaki gajah atau dalam bahasa daerah biasa disebut baning/baneng juga dikenal sebagai kura-kura coklat Asia, adalah spesies kura-kura ditemukan di India (Assam), Bangladesh, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan).
           Kura-kura emys merupakan kura-kura daratan terbesar di Asia, emys dapat tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 80cm dengan berat sekitar 37 kilogram. Di Indonesia, kura kura Emys tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan.


Kerajaan
  Animalia
Divisi
  Chordata
Kelas
  Reptilia
Urutan
  Testudines
Keluarga
  Testudinidae
Marga
  Manouria

TINGKAH LAKU
           Di indonesia kura-kura baning/emys mempunyai habitat alami di hutan Sumatera dan Kalimantan pada daerah perbukitan yang memiliki suhu udara cenderung dingin. hal ini menyebabkan emys sangat menyukai kelembaban.
           Kebiasan hidup emys di alam liar biasanya menggunakan kaki belakangnya untuk menggali lubang atau bersembunyi dibawah lubang atau dedaunan untuk menghindari sinar matahari.
Apabila kita memelihara emys sangat disarankan untuk memberikan tempat berlindung dari sinar matahari. Karena sinar matahari langsung dapat menyebabkan dehidrasi dan akibat yang paling fatal adalah kematian.
           Kura-kura darat terbesar Asia ini di alam liar juga aktif di sore hari hingga malam hari, biasanya keluar untuk mencari makan.

DESKRIPSI
           Kura-kura darat terbesar Asia ini termasuk dalam genus Manouria, kura-kura hutan Asia (Manouria emys). Nama umum lainnya termasuk kura-kura coklat Asia, kura-kura gunung Burma dan kura-kura coklat Burma sedangkan dalam bahasa daerah biasa disebut Baning coklat (Kalimantan) atau Baneng (Aceh) . Dua subspesies saat ini diakui Manouria e. emys (Schlegel dan Muller, 1844) dan M. e. phayrei (Blyth, 1853). Emys yang tersebar di hutan sumatera dan kalimantan adalah jenis Manouria emys.

ANATOMI DAN MORFOLOGI
           Kura-kura ini mempunyai ciri-ciri fisik sebagai berikut:
  • Mempunyai karapas umumnya berwarna terang ke warna coklat gelap.
  • Scutes pektoral memperpanjang setengah halan ke garis tengah plastron.
  • Agak cekung pada tepi scutes.
  • Cangkang dapat mencapai panjang hingga 50 cm lebih.
 Kura-kura ini mempunyai dimorfisme seksual. Perbedaan kura-kura jantan dan betina dapat dilihat dari bentuk fisiknya. Kura-kura emys jantan cenderung memiliki ekor yang lebih panjang dari emys betina. Pada kura-kura jantan ditemui juga kelung plastra yang berfungsi untuk mempermudah saat kawin.

MAKANAN
           Di alam liar kura-kura ini memakan rumput dan buah-buahan yang jatuh ke tanah. Jadi pada saat kura-kura ini dipelihara kita dapat memberikan berbagai macam buah-buahan, misalnya: tomat, wortel, pepaya, pisang, dan timun. Selain buah-buahan sayuran yang dapat diberikan misalnya: sawi, kol, daun talas, dan daun tanaman air seperti daun teratai.

HABITAT DAN EKOLOGI
           Kura-kura kaki gajah ditemukan di tempat lembab yang dipengaruhi oleh hujan. Suhu kisaran 13-29 oC sangat disukai. Untuk dapat bertahan hidup, kura-kura kaki gajah muda membutuhkan suhu harus di atas 18 oC. Spesies ini juga lebih suka kelembaban sekitar 60% sampai 100%. Selain itu, kura-kura ini tidak pernah berjalan jauh dari sumber air, seperti kolam. Kura-kura kaki gajah biasanya ditemukan di hutan tropis dataran tinggi, dan lebih suka kondisi dingin dan lembab dari spesies kura-kura lainnya.


PERSEBARAN
          Di Indonesia kura-kura ini tersebar di hutan Sumatera hingga hutan Kalimantan. Kura-kura kaki gajah ini juga tersebar di negara asia lainnya seperti India (Assam), Bangladesh, Myanmar, Thailand, dan juga Malaysia.

PERBEDAAN KURA-KURA JANTAN DAN BETINA
  • Kura-kura jantan memiliki pastron yang cekung sedangkan pada betina datar (jadi bentuk plastron ini mempermudah jantan untuk menaiki betina dalam melakukan perkawinan). Perlu juga kita ketahui kura-kura ini ditutupi oleh cangkang keras yang berguna untuk berlindung. Bagian cangkang terdiri atas 2 jenis yaitu bagian atas yang disebut cangkang dan bagian bawah yang disebut plastron.
  • Ekor kura-kura jantan lebih panjang dengan bagian pangkal yang besar, sedangkan ekor kura-kura betina cenderung pendek dengan pangkal yang kecil.
  • Kura-kura jantan biasanya memiliki kuku yang panjang dibandingkan dengan kura-kura betina. Fungsinya dalam perkawinan kura-kura jantan akan mencengkeram cangkang betina menggunakan kuku-kukunya.
  • Pada kura-kura dewasa bisa kita bedakan dengan menekan bagian plastron di bawah ekor dengan cara perlahan dan berulang ulang. Jika keluar hemipenis bisa dipastikan kura-kura tersebut berkelamin jantan.
  • Pada umumnya kura-kura jantan akan mengikuti kemana betina berjalan pada musim kawin. Jadi bisa dipastikan bahwa kura-kura yang diikuti berjenis kelamin betina dan kura-kura yang mengikuti berjenis kelamin jantan.

STATUS KONSERVASI
        Di beberapa bagian Asia, kura-kura kaki gajah dieksploitasi untuk makanan dan obat-obatan. Perusakan habitat juga merupakan faktor dalam status 'rentan' mereka. Perdagangan hewan peliharaan ini juga menjadi masalah, karena kura-kura kaki gajah cukup berharga dan merupakan hewan yang dicari. Eksploitasi berlebihan dan perusakan habitat telah menyebabkan populasi spesies ini menurun dengan cepat di banyak bagian wilayah. Spesies ini dianggap terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam tercantum dalam Appendix II CITES. Ini adalah salah satu dari banyak spesies kura-kura darat dan air tawar dan kura-kura di Asia yang terancam oleh konsumsi komersial yang berlebihan.

Sumber Info : Jin Kura-Kura dan Animal Diversity
Sumber Foto : Foto 1 dan Foto 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar